Selasa, 01 Juni 2010

Tips berdo'a yang mendatangkan ketenangan

TIPS BERDO’A YANG MENDATANGKAN KETENANGAN
Dari pengalaman hidupku Oleh M Deri Kurniawan
Ass wr wb, pada artikel kali ini saya akan menulis sebuah pengalaman dari hidup saya ketika saya sedang mempunyai maksud atau cita-cita. Maksud dan cita-cita saya tersebut adalah sesuatu yang besar dalam hidup saya. Dan hanya kekuatan do’a, usaha yang sungguh-sungguh serta maksimallah yang bisa mewujudkan cita-cita saya.
Sebagai mahluk yang mempunyai hawa napsu, maka kita akan selalu mempunyai keinginan dan juga cita-cita. Keingainan yang bersifat cita-cita terkadang secara tidak langsung akan menjadi suatu keharusan bagi kita untuk bisa mewujudkannya tanpa kompromi. Dengan adanya keharusan tersebut maka secara tidak langsung akan mendatangkan perasaaan strees apabila kita belum bisa mewujudkannya. Sebagai seorang muslim, selain berdo’a kita juga diwajibkan berusaha dengan sungguh-sungguh dan maksimal untuk mewujudkan cita-cita kita. Nah pada artikel kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya.
Sebagai muslim, dulu ketika saya kecil selalu diingatkan untuk melaksanakan apa yang menjadi kewajiban seorang muslim. yaitu diantaranya sholat, mengaji dan berdo’a. Alhamdulillah pengajaran-pengajaran itu sampai saat ini masih saya laksanakan. Dulu ketika saya selesai sholat dan mengaji saya selalu berdo’a. Do’a yang saya panjatkan bermacam-macam, maklum namanya juga manusia banyak maunya. Setelah selesai berdo’a maka otomatis timbullah perasaan mengharapkan agar do’a kita segera diwujudkan dan dikabulkan Alloh. Setelah do’a kita terwujud maka timbullah rasa syukur pada Alloh dan saya rasa itu adalah hal yang positip. Tapi berdo’a akan menjadi sebuah masalah ketika do’a kita belum dikabulkan Alloh. Nah hal inilah yang akan saya sikapi melalui artikel ini. Tak sedikit orang yang menjadi kufur hati dan kufur lisan ketika do’a-do’anya belum dikabulkan Alloh, dan itu adalah dosa yang tidak terasa. Bagaimana agar anda terhindar dari dosa tersebut, inilah pengalaman saya.
Ketika saya berdo’a saya hanya menjadikan Alloh sebagai satu-satunya alasan saya berdo’a sehingga dalam hati saya timbul beikhlasan dan kepasrahan. Sebagai manusia saya mempunyai berjuta keinginan dan harapan dan saya yakin Alloh tahu akan keinginan saya itu. Saya tidak menyebutkan satu persatu keingainan saya, sebagai contoh ketika kita ingin mencari pasangan hidup, semakin banyak kriteria yang kita inginkan maka saya yakin anda akan semakin sulit untuk mendapatkan pasangan tersebut. Ketika saya berdo’a, semua keinginan saya hanya saya tekadkan dalam hati saya sambil lidah saya berucap dengan penuh keyakinan ROBBANAA AATINAA FIDDUN YA HASANAH WAFIL AAKHIROTI HASANAH WAKINAA ADZAA BANNAAR. Setelah do’a ini saya ucapkan berulang-ulang maka saya akhiri do’a saya dengan membaca surot Alfatihah. Nah dengan do’a dan tata cara seperti inilah saya merasa tenang dan ihklas menunggu dan menerima apa yang Alloh beri kepada saya. Ketika Alloh belum mengabulkan apa yang saya tekadkan dalam hati waktu saya berdo’a maka sayapun ikhlas menerimanya karena saya yakin itu adalah hal yang terbaik menurut Alloh dan sebaliknya ketika Alloh mengabulkan apa yang kita tekadkan dalam hati pada waktu berdo’a, maka saya pun menerimanya dengan ikhlas karena saya yakin itu adalah jalan terbaik menurut Alloh buat saya. Dengan demikian kita terhindar dari dosa kufur hati. Ini adalah pengalaman terbaik dalam hidup saya ketika saya berdo’a. Semoga bermanfaat buat anda.
Dari pengalaman saya tersebut, perlu saya garis bawahi bahwa cara saya berdo’a diatas adalah berdo’a yang berhubungan dengan keinginan, maksud dan cita-cita kita, tidak berhubungan dengan kewajiban kita mendo’akan para rosul, para sahabat, suhada. ulama dan orang tua serta muslimin muslimat. Pada dasarnya sama tapi apa yang kita ucapkan saja yang berbeda. ( perlu dijelaskan lebih rinci lagi). wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar